Sayangi Lingkungan Bagi Kelangsungan Masa Depan

| 0 komentar

Blogger
Inspiring Green Living...

Marilah pertahankan taman di rumah Anda dan buatlah sedikit area hijau bila belum ada. Selain membuat udara lebih sejuk, kumpulan tanaman akan meresapkan air hujan, mengisi stok cadangan air di dalam tanah untuk musim kemarau mendatang.
Selain itu juga akan mencegah air menggenang atau mengalir di permukaan yang terbuang begitu saja. Mari kita ciptakan ruang terbuka hijau di komplek pemukiman, agar semakin kecil resiko terjadinya kekurangan air pada musim kemarau.***


Blogger inspiring Green Living:
website http://saungurip.blogspot.com
Salam hijau....

AWAS DEMAM BERDARAH....!!!

| 0 komentar

WASPADAI….
DEMAM
BERDARAH
DITULARKAN OLEH NYAMUK AEDES AEGYPTY


Musim hujan, musim DBD. Di Indonesia dua musim itu bagaikan dua sisi mata uang, tak terpisahkan. Dari data Departemen Kesehatan , per Januari hingga minggu pertama Februari 2009, ada 3.482 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang 28 diantaranya meninggal. Nampaknya jumlah kasus ini akan terus bertambah mengingat musim hujan masih beberapa bulan ke depan dan sejumlah propinsi di Indonesia diwartakan mengalami endemik DBD.
Kondisi ini harus kita cermati mengingat kemungkinan penyakit DBD akan terus merebak di lingkungan keluarga, tempat tinggal, dan tempat-tempat umum. Untuk mendeteksi adanya populasi nyamuk aedes aegypti di pemukiman adalah dengan memantau jentik/larva dari nyamuk tersebut yang dilakukan oleh relawan Posyandu meliputi 20 rumah sampel dengan pengamatan di tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tempayan air, tempat minum burung menggunakan lampu senter.
Perkembangan DBD berdasarkan tiga faktor utama yang menjadi penyebab yaitu adanya populasi nyamuk (sebagai vektor), penderita, dan orang sehat. Penjelasannya adalah apabila ada populasi nyamuk menggigit si penderita kemudian terbang lagi menggigit orang yang sehat maka terjadilah penularan karena nyamuk sebagai vektor sudah terinfestasi oleh virus.
Bagaimana mengantisipasi epidemik DBD?
Menggiatkan relawan untuk memonitoring jentik nyamuk atau dikenal dengan sebutan “Jumantik” (Juru Pemantau Jentik) dari PKK ataupun kader Posyandu. Peran Jumantik sangat penting karena sebagai “early warning system” terhadap perkembangan awal dari nyamuk aedes aegypti. Pemantauan sampel rumah, 20 rumah yang diamati pada setiap pemukiman. Sosialisasi pencegahannya adalah dengan 3M PLUS (MENGURAS TEMPAT PENAMPUNGAN AIR, MENUTUP RAPAT TEMPAT PENAMPUNGAN AIR, MENIMBUN/MENYINGKIRKAN BARANG-BARANG BEKAS YANG DAPAT MENAMPUNG AIR HUJAN, karena nyamuk ini berkembang-biak di air yang tidak menyentuh tanah seperti air yang tertampung di botol bekas, kaleng, batok kelapa dan lain sebagianya. Pengasapan atau fogging adalah tindakan untuk membunuh nyamuk dewasa, hal dilakukan untuk menekan populasi nyamuk dan memberikan efek psikologis terhadap warga (membuat warga tenang). Yang terpenting adalah perilaku dan lingkungan artinya perilaku hidup bersih dan menjaga lingkungan agar tetap bersih.(uripsr@ymail.com)***